REMPUG STUNTING !!(Pencegahan dan Penanganan Stunting di Desa Tamansari)
CIBUGEL - Prevalensi stunting tahun 2022 harus turun setidaknya 3 persen melalui konvergensi (program) intervensi spesifik dan sensitif yang tepat sasaran, serta didukung target data yang lebih baik dan terintegrasi, pembentukan TPPS dan tingkat implementasinya hingga di tingkat rumah tangga melalui Posyandu.
Hanya saja masih menjadi masalah yang cukup, karena masih jauh dari target masa depan pertumbuhan yang cukup baik kedepannya. “Stunting ternyata erat kaitannya dengan asupan gizi sejak awal kehidupan anak. Maka dari itu, tidak benar jika disebutkan dalam tubuh pendek karena kurang gizi sulit untuk dikunjungi. Nyatanya, asupan nutrisi yang baik sejak dini bisa membantu anak tumbuh sehat.” (halodoc.com)
Stunting telah lama menjadi isu prioritas nasional, setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan Indonesia sebagai negara dengan status gizi buruk. Penetapan ini didasarkan pada fakta kasus stunting di Indonesia melebihi batas toleransi yang ditetapkan WHO, yakni maksimal seperlima dari jumlah keseluruhan balita (sekitar 20 persen). Bahkan setelah terjadi penurunan hingga tujuh persen, jumlah balita stunting di Indonesia masih berada pada angka 30,7 persen.
Kecamatan Cibugel bersama Puskesmas Cibugel dan UPTD Dalduk Wilayah Darmaraja bekerja sama terus menerus melakukan REMPUG STUNTING ke setiap Desa Kamis (25/08) untuk terus mengingatkan, mengajak dan Memperingati Masyarakat apa itu stunting, gejala, permasalahan, sebab akibat dan Penanganan, hal ini ditujukan untuk mengurangi peningkatkan stunting di wilayah kecamatan cibugel. (RGP)